Inovasi Vitamin A Berbantu Annanopartikel Kitosan Untuk Pencegahan Stunting Pada Balita

Oyisultra.com, KENDARI – Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Program Studi (Prodi) Farmasi yang tergabung dalam kelompok Tim Vanosan (Vitamin Nano Kitosan) memberikan inovasi mengenai Vitamin A Berbantu Annanopartikel Kitosan untuk pencegahan stunting pada balita.

Kelompok Tim Vanosan itu beranggotakan Dosen Pendamping Suryani, S.Farm M.Sc Apt, Ketua Kelompok Nurul Hikmah Suhafid, La Ode Muhammad Agus Sapdiman, Dini Putri Sari, Esty Amelia, dan Andra.

Berangkat dari persoalan stunting yang saat ini masih menjadi masalah serius baik di Indonesia maupun di dunia, sehingga sangat memerlukan penanganan dengan metode yang tepat.

World Health Organization (WHO) memprediksikan, bahwa sebanyak 127 juta balita akan mengalami stunting pada tahun 2025. Selain itu, hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan bahwa kejadian stunting di Indonesia pada tahun 2021 dan 2022 sebesar 24,4% dan 21,6% (Kemenkes, 2023).

Meskipun menunjukkan penurunan, angka tersebut masih berada di atas standar toleransi maksimal yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yaitu <20%. Adapun target pencapaian dalam menurunkan kejadian stunting di Indonesia mencapai 14% di tahun 2024.

Ketua kelompok Tim Vanosan, Nurul Hikmah Suhafid menjelaskan, bahwa riset sebelumnya menemukan adanya hubungan antara konsumsi vitamin A dan kasus stunting. Anak-anak dengan kekurangan vitamin A memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting.

“Sebab vitamin A berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan, serta imunitas anak terhadap penyakit,” ungkapnya.

Lanjut Nurul, kekurangan vitamin A berpengaruh pada sintesis protein yang dapat mempengaruhi perkembangan sel, serta pertumbuhan hormon pada anak. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya stunting adalah dengan pemberian zat gizi seperti vitamin A.

“Program pemberian suplemen vitamin A pada balita yang telah dilakukan pemerintah saat ini menjadi salah satu strategi dalam menanggulangi masalah stunting,” imbuhnya.

Mahasiswa Farmasi UHO itu mengatakan, suplementasi vitamin A perlu dilakukan karena vitamin A merupakan zat esensial bagi tubuh, sehingga harus diperoleh melalui makanan ataupun suplemen.

Vitamin A memiliki karakteristik, yakni bersifat hidrofobik (larut dalam lemak), memiliki permeabilitas dan kelarutan yang rendah, serta rentan terjadi reaksi oksidasi karena adanya panas.

“Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dilakukan pengembangan vitamin A dalam bentuk nanopartikel,” katanya.

Teknologi Nanopartikel dalam penghantaran obat saat ini telah menarik perhatian banyak ilmuwan. Nanopartikel dapat mengatasi kelarutan zat aktif yang sukar larut dan memperbaiki bioavailabilitas yang buruk.

Nanopartikel dapat memodifikasi sistem penghantaran zat aktif sehingga dapat langsung menuju daerah yang spesifik serta meningkatkan stabilitas zat aktif dari degradasi lingkungan, memperbaiki absorpsi suatu senyawa makromolekul, dan mengurangi efek iritasi zat aktif pada saluran cerna.

Pada riset ini, Nanopartikel vitamin A disintesis menggunakan polimer alami berupa kitosan. Kitosan dipilih karena bersifat biokompatibel dan biodegradable dan telah banyak dimanfaatkan sebagai polimer untuk berbagai penghantaran obat sehingga aman digunakan.

Kitosan yang ada saat ini memiliki rantai molekul panjang dengan berat molekul tinggi, sehingga dalam proses pemanfaatannya diperlukan suatu pelarut organik seperti asam asetat 1%. Kekurangan dari penggunaan pelarut organik ini adalah dapat menimbulkan kerusakan pada instrumen, sehingga suatu cara untuk meminimalkan penggunaan pelarut ini yaitu dengan derivatisasi kitosan menjadi hasil depolimerisasi dan kitosan laktat yang lebih larut dalam air.

Kedua jenis kitosan ini memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga pada riset ini pembuatan nanopartikel vitamin A menggunakan kedua jenis kitosan untuk mendapatkan formula dengan bahan baku polimer terbaik.

“Adapun kebaruan riset ini berupa inovasi Nanopartikel kitosan sebagai penghantar,” pungkasnya.

Penulis : EBIT VERNANDA
Publisher : FITRI F. NINGRUM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *