Solusi Penyakit Dekompresi Bagi Penyelam Wilayah Pesisir

Oleh : Ida Purwastuti, Mahasiswa Program Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Mandala Waluya Kendari

Oyisultra.com, KENDARI – Pekerjaan sebagai penyelam tradisional memiliki tingkat risiko bahaya yang sangat tinggi. Risiko pekerjaan dalam penyelaman sangat bervariasi tergantung pada jenis penyelaman yang dilakukan. Gangguan seperti Penyakit dekompresi yang dirasakan antara lain pusing, perdarahan, tuli, nyeri persendian dan kelelahan berlebihan. Penyakit dekompresi merupakan suatu kondisi dimana gejala yang ditimbulkan dapat mengakibatkan penurunan tekanan udara di bawah air laut pada saat aktivitas menyelam dilakukan.

Penyakit dekompresi terjadi akibat peningkatan tekanan yang cukup besar dibawah air laut. Penyakit ini disebabkan oleh pelepasan gelembung-gelembung gas dalam darah atau jaringan tubuh akibat penurunan tekanan dibawah air laut yang dapat berlangsung cepat. Penyakit dekompresi merupakan risiko penyakit akibat risiko pekerjaan terutama di kalangan penyelam atau nelayan di wilayah pesisir.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Yuliana B. dkk tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit dekompresi pada nelayan penyelam tradisional ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan lama menyelam dan kedalaman menyelam dengan kejadian penyakit dekompresi. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Yowan Embuai dkk didapatkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara perilaku K3 penggunaan Alat Pelindung Diri dengan penyakit dekompresi.

Gangguan pendengaran pada penyelam di pesisir dapat menjadi masalah serius yang mempengaruhi keselamatan dan kinerja mereka di bawah air. Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan. Pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya pelindung pendengaran harus ditingkatkan di kalangan penyelam. Mereka harus menyadari bahwa tekanan air dan kebisingan di bawah permukaan dapat menyebabkan kerusakan pada pendengaran. Pelatihan tentang cara menggunakan peralatan penyelaman dengan benar, termasuk masker dan alat pelindung telinga, harus menjadi bagian penting dari program pelatihan penyelam.

Selain itu, penyelam juga harus diajarkan untuk mengenali tanda-tanda awal gangguan pendengaran dan menghentikan penyelaman jika mengalami masalah pendengaran. Selain Itu, pemerintah dan organisasi penyelam harus memastikan bahwa peraturan keselamatan yang ketat diterapkan dan dipatuhi di lokasi penyelaman. Ini termasuk pembatasan aktivitas yang berisiko tinggi yang dapat menyebabkan kebisingan berlebihan atau perubahan tekanan yang berbahaya bagi pendengaran. Pengawasan reguler dan audit lokasi penyelaman juga perlu dilakukan untuk memastikan bahwa penyelaman dilakukan dengan aman dan sesuai dengan protokol keselamatan.

Hal penting lainnya yang dapat dilakukan dalam mengatasi gangguan pendengaran bagi penyelam adalah dengan riset dan pengembangan teknologi yang harus terus dilakukan untuk menciptakan peralatan penyelaman yang lebih aman dan lebih ramah terhadap pendengaran. Alat komunikasi bawah air yang lebih canggih dan pelindung telinga khusus yang dapat mengurangi tekanan dan kebisingan dapat membantu mengurangi risiko gangguan pendengaran. Para penyelam dan perusahaan manufaktur peralatan penyelaman perlu bekerja sama untuk mencari solusi inovatif yang dapat meningkatkan keselamatan dan kesehatan penyelam secara keseluruhan.

Publisher : FITRI F. NINGRUM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *