Pemanfaatan Teknologi Untuk Permasalahan Sampah Plastik di Kawasan Pesisir Teluk Kendari

Oleh : Watinurmi, Mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Mandala Waluya Kendari

Oyisultra.com, KENDARI – Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km. Dari garis pantai sepanjang 81.000 km, Indonesia memiliki pantai dengan panjang lebih dari 6.360 km. Melihat hal tersebut maka pantai memiliki pontensi yang besar dijadikan sebagai objek wisata utama di Indonesia. Namun pengembangan kegiatan perekonomian yang dilakukan di kawasan pantai atau pesisir harus diimbangi dengan pengelolaan lingkungan kawasan pesisir yang baik.

Hal ini dikarenakan wilayah pesisir sebagai kawasan peralihan yang menghubungkan ekosistem darat dan ekosistem laut terletak sangat rentan terhadap kerusakan dan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai aktifitas manusia di darat maupun di laut.

Salah satu permasalahan dalam pengembangan kegiatan perekonomian di kawasan pantai atau pesisir adalah pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah di kawasan pesisir ini masih menjadi grey area, belum ada peraturan yang jelas tentang tugas dan tanggung jawab
pengelola sampah pesisir sehingga pengelolaan belum berjalan efektif. Terdapat dua jenis sampah di kawasan pantai yaitu sampah dari aktivitas wisata dan sampah bawaan dari laut.

Permasalahan sampah yang ada di laut dari hari ke hari semakin tak terbendung. Hal ini menimbulkan dampak kerusakan luar biasa pada kehidupan laut. Selain mengotori lautan, sampah juga termakan dan meracuni hewan-hewan laut. Misalnya saja sampah plastik.
Plastik adalah polimer organik sintetis. Karakter plastik yang ringan, kuat dan tahan lama membuat plastik banyak digunakan untuk pembuatan berbagai macam produk, terutama produk kemasan.

Di lansir dari berita @layarsultra.com Teluk Kendari memiliki potensi yang sangat besar, baik itu di bidang perikanan, objek wisata dan juga sebagai jalur transportasi laut, bahkan sekarang dua mega proyek yang dibangun di atas Teluk Kendari yaitu bangunan religi Masjid Al Alam atau dikenal dengan sebutan masjid terapung serta jembatan penghubung daratan Kota Kendari yang dinamai Jembatan Bahtera Mas membuat Teluk Kendari menjadi destinasi untuk di kunjungi oleh masyarakat lokal dan luar.

Namun keindahan Teluk Kendari saat ini mulai hilang akibat dari sampah-sampah yang begitu
banyak bahkan sampai puluhan kilometer berserakan di sepanjang pesisir Teluk Kendari. Dari berbagai macam jenis sampah, baik sampah organik maupun anorganik semuanya tampak berserakan dan menganggu pemandangan. Teluk Kendari ini memiliki luas sekitar 29,5 KM2, dan sekarang di setiap sudut dan sisi teluk telah dipenuhi oleh tumpukan sampah-sampah yang berserakan sehingga sangat mengganggu pemandangan. Apalagi Teluk Kendari sekarang ini memiliki potensi yang sangat melimpah. Oleh karena itu sangat lah penting untuk menjaga dan tetap merawat kekayaan Tuhan yang dititipkan di Kota Kendari ini.

Di kutip dari berita @kendaripos.fajar.co.id. Teluk Kendari tak hanya disebabkan sedimentasi dari aliran sungai. Minimnya kesadaran membuang sampah di wilayah perairan menjadi salah satu pemicu. Tiap tahun, produksi sampah Teluk Kendari terus menunjukan grafik peningkatan. Jika tahun 2021 lalu hanya sekitar 1 ton perhari, kini meningkat menjadi 2 ton perhari. Dan Kabid Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Kendari Prayitno juga menuturkan adanya peningkatan volume sampah di kawasan Teluk Kendari. Selain peningkatan jumlah penduduk, masih banyaknya pedang sekitar yang tidak taat dengan peraturan.

Mengingat pentingnya penanganan sampah di kawasan kepulauan di kawasan pantai diperlukan pengolahan sampah yang terpadu. Sistem pengolahan sampah terpadu harus disesuaikan dengan komposisi dari sampah di pantai, baik dari aktivitas wisata maupun sampah bawaan laut. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengukuran lapangan berupa timbulan dan komposisi sampah di kawasan wisata pantai/kepulauan.

Agar sampah tidak menjadi momok permasalahan maka harus ada ide untuk mengatasi permasalah tersebut. Contohhnya dengan memanfaatkan Teknologi daur ulang
sampah. Sampah haruslah di daur ulang agar tidak mencemari lingkungan. Di saat teknologi
semakin canggih seperti saat ini tentunya ada terobosan terbaru untuk membuat sampah menjadi mudah di daur ulang. Dengan adanya teknologi tersebut diharapkan sampah bisa menjadi berkurang dan lingkungan kembali bersih. Sampah terdiri dari dua macam yaitu sampah anorganik dan juga sampah organik.

Untuk mendaur ulang kedua sampah tersebut berbeda sehingga diperlukan teknologi yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa teknologi daur ulang sampah yang sangat canggih dan bermanfaat :

1. Sampah Plastik Kemasan Sachet

Salah satu sampah yang bisa di daur ulang dengan teknologi adalah sampah kemasan atau plastik. Kita tahu saat ini berbagai macam makanan maupun minuman terbungkus dari plastik berbeda dengan zaman dahulu dimana pembungkusnya terbuat dari daun. Saat ini Unilever membuat teknologi untuk mendaur ulang sampah namanya adalah CreaSolv®
Process. Teknologi ini di klaim mampu digunakan untuk bisa mendaur ulang berbagai macam plastik termasuk juga yang kemasan sachet. Pihak Unilever bekerja sama dengan
Fraunhofer Institute yang ada di Jerman sehingga kecanggihan teknologinya tidak perlu diragukan lagi.

Unilever sendiri merupakan salah satu perusahaan ternama di Indonesia yang pusatnya berada di Rotterdam. Perusahaan ini memproduksi makanan, minuman, pembersih dan lain sebagainya yang pembungkusnya terbuat dari plastik. Untuk mengurangi dampak limbah plastik tersebut Unilever mengeluarkan teknologi yang bisa digunakan sebagai penanggulangan sampah plastik yang dihasilkannya tersebut. Plastik yang dibuat oleh
Unilever kemasannya fleksibel karena mengandung polietilena bisa di daur ulang dan digunakan kembali sehingga limbah plastik tersebut bisa digunakan untuk bahan baku plastik lagi. Teknologi CreaSolv® Process ini akan membuat plastik di daur ulang menjadi bagian yang lebih kecil kemudian nantinya bisa digunakan untuk bahan baku plastik kemasan
kembali.

2. Mesin Composting

Teknologi daur ulang sampah selanjutnya adalah mesin composting. Sesuai dengan namanya mesin ini bisa digunakan untuk mendaur ulang sampah organik yang dihasilkan oleh limbah rumah tangga maupun limbah masyarakat. Mesin composting sederhana bisa mengurangi sampah baik skala kecil maupun skala besar. Struktut mesin composting ini cukup sederhana yang mana hanya membutuhkan ember yang mana sudah ada penggilingnya yang digunakan sebagai penggiling sampah tersebut. Jika sampah sudah digiling nantinya akan diberikan larutan untuk membuat sampah tersebut menjadi busuk dan bisa digunakan sebagai pupuk. Selain itu diperlukan saluran udara di dalam ember. Berbagai jenis sampah baik itu yang basah maupun yang kering bisa dimasukkan ke dalam mesin composting tersebut untuk di daur ulang menjadi kompos.

Sampah organik maupun anorganik haruslah bisa di daur ulang agar tidak mencemari lingkungan. Jika lingkungan sudah tercemar maka kualitas kehidupan manusia menjadi menurun. Hal itu dikarenakan manusia sangat bergantung terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya. Dengan teknologi daur ulang sampah yang telah disebutkan diatas
diharapkan sampah mejadi berkurang dan tidak mencemari lingkungan.

Semoga dengan adanya teknologi tersebut bisa mengurangi dan mengatasi permasalahan sampah di kawasan pesisir teluk kendari. Dengan adanya lingkungan yang bersih akan membuat kita lebih mencintai lingkungan sekitar kita. Oleh karena itu mari kita jaga lingkungan kita dari bahaya sampah.

Publisher : FITRI F. NINGRUM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *