Penerapan Teknologi Sebagai Alat Bantu Kerja dalam Menurunkan Tumpukan Sampah di Kawasan Teluk Kendari

Oleh : Rosniwati, Mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Mandala Waluya Kendari

Oyisultra.com, KENDARI – Teluk Kendari punya banyak masalah serius. Tak saja sedimentasi lumpur dan pencemaran limbah berbahaya dan beracun, juga sampah plastik. Teluk Kendari, diperkirakan menampung ratusan ribu ton sampah plastik. Penyumbang terbesar, warga kota lalu terbawa air melintasi aliran sungai yang bermuara ke teluk. Sampah laut jadi masalah di mana-mana termasuk Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Teluk Kendari bak jadi tong sampah raksasa bagi beragam plastik tak terpakai. Sampah memenuhi perairan, hutan bakau, bertumpuk dan bercampur lumpur.

Hasil penelitian Wahyudi, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendari, menemukan penyebab sampah di teluk antara lain pertumbuhan populasi penduduk dan kemajuan industri serta teknologi. ini mencemari lingkungan, berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia. Sangat dirasakan masyarakat di sekitar Teluk Kendari. Pendangkalan Teluk Kendari tak hanya disebabkan sedimentasi dari aliran sungai.
Minimnya kesadaran membuang sampah di wilayah perairan menjadi salah satu pemicu. Tiap tahun, produksi sampah Teluk Kendari terus menunjukkan grafik peningkatan. Jika tahun 2021 lalu hanya sekitar 1 ton perhari, kini meningkat menjadi 2 ton perhari.

Menurut Kabid Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Kendari, Prayitno mengakui adanya peningkatan volume sampah di kawasan Teluk Kendari. Selain peningkatan jumlah penduduk, masih banyaknya pedang sekitar yang tidak taat dengan peraturan.

Bahaya serta ancaman lain sampah itu butuh waktu ratusan tahun sebelum terurai sempurna. Dalam prosesnya sampah hancur menjadi partikel-partikel kecil, menyebar di
seantero perairan dan tanpa sadar dikonsumsi oleh hewan-hewan di lautan. Sampah-sampah itu terus membunuh makhluk hidup di lautan. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan Sekretariat Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (United Nations Convention On
Biological Diversity) pada 2016, sampah di lautan telah membahayakan lebih dari 800
spesies.

Fakta sampah plastik di laut berikutnya adalah, partikel-partikel sampah plastik (mikro plastik) tidak hanya memberikan dampak buruk bagi biota laut saja. Dalam jangka panjang, manusia juga akan terkena dampaknya. Hal itu terjadi karena manusia mengonsumsi ikan dan produk-produk dari laut. Ikan/hewan laut yang sudah menelan mikro plastik akan menyerap racunnya. Racun ini lalu berpindah ke manusia yang memakannya.

Kabid Tata Lingkungan Hidup dan Kebersihan DLHK Kota Kendari, Adi Jaya Purnama mengatakan, penanganan sampah Teluk Kendari tetap menjadi prioritas. Tiap harinya, petugas rutin mengangkut sampah termasuk di area perairan. Sejauh ini, pengangkutan sampah memakai peralatan seadannya.

Kesadaran untuk menghindari penggunaan plastik secara berlebihan menjadi salah satu solusinya. Dimulai dengan memperhatikan penggunaan plastik diri sendiri. Langkah ini sekaligus melestarikan bumi tercinta. Bagaimana caranya?

1. Membawa Kantong Belanja Sendiri

Meskipun kantong plastik memang praktis, tapi hal inilah yang membuat sampah pada bumi terus bertumpuk tak terkendali. Membawa kantong belanja sendiri saat belanja atau bepergian adalah cara yang paling mudah untuk berkontribusi mengurangi sampah pribadi.

2. Membawa Botol Minum atau Tumbler

Apa yang dibutuhkan ketika haus? Tentu, air minum. Ketika haus jawabannya tidak harus membeli air minum kemasan. Lebih baik menyiapkan air minum dari rumah dengan menggunakan botol minum atau tumbler. Selain bentuk dari peduli terhadap lingkungan, membawa botol minum sendiri juga bisa menghemat uang.

3. Tidak Menggunakan Sedotan Plastik

Sedotan plastik memang terlihat remeh. Tapi bayangkan jika ribuan orang yang berfikir seremeh itu?. Tentulah sangat berdampak bagi lingkungan. Sekarang, mulailah mengganti sedotan plastik dengan sedotan bambu atau kertas yang ramah lingkungan.

4. Hindari Membeli Makanan dan Minuman Kemasan Plastik

Usahakan, jangan membeli produk dalam kemasan sachet, tapi belilah produk yang dikemas dalam ukuran besar untuk mengurangi sampah. Jika memungkinkan, pilih produk yang dikemas dalam botol kaca atau daun.

5. Daur Ulang Sampah Plastik

Tidak semua plastik bisa didaur ulang. Namun, beberapa barang, seperti botol minuman dan pot tanaman dapat dilakukan proses recycle. Kreasikan sampah plastik menjadi hiasan atau barang lain yang dibutuhkan di rumah.

Publisher : FITRI F. NINGRUM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *