Penerapan Teknologi Sebagai Alat Bantu Kerja Dalam Menurunkan Gizi Buruk di Kawasan Pesisir Kendari

Oleh : La Ode Andrias (M202201011), Mahasiswa Program Studi Magister
Kesehatan Masyarakat Universitas Mandala Waluya Kendari

Oyisultra.com, KENDARI – Kasus gizi buruk di Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara menjadi pekerjaan besar yang harus ditangani pemerintah. Pada tahun 2022, sebanyak 19 kasus gizi buruk ditemukan dan masih dalam penanganan. Pemerintah diharapkan membuat langkah antisipasi yang maksimal agar kasus baru bisa diminimalisasir.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kendari, periode Januari hingga November 2022, sebanyak 19 kasus gizi buruk dilaporkan dari sejumlah kecamatan. Temuan ini diperoleh dari pemantauan rutin tumbuh kembang anak setiap bulannya dengan jumlah anak balita tertimbang sebanyak 25.991 anak.

Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2021, prevalensi stunting di kota ini mencapai 24 persen atau 10.630 anak. Data ini berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Tingginya kasus stunting di Kendari menjadi penyumbang kasus akumulasi se-Sultra sehingga menjadi provinsi dengan kasus tertinggi kelima di Indonesia.

Jumlah kasus di tahun 2022, ia melanjutkan, jauh berkurang dibandingkan 2021 yang mencapai 41 kasus. Sementara itu, kasus gizi buruk pada 2020 hanya ditemukan 29 kasus karena jumlah anak balita yang dipantau kurang akibat pandemi Covid-19. Secara prevalensi, angkanya tidak tinggi. Namun, kami upayakan agar tidak ada tambahan dengan penanganan dan intervensi sesuai tata laksana yang berlaku, sejak adanya temuan kasus di satu wilayah, ia melanjutkan, upaya penanganan dan intervensi dilakukan. Hal ini mulai dari pemberian pemahaman terhadap orangtua, khususnya pemberian ASI dan makanan bergizi, hingga pemberian makanan tambahan.

Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai. Jumlah penderita stunting di Indonesia menurut hasil Riskesdas 2018 terus menurun. Tetapi langkah pencegahan stunting sangat perlu dilakukan, apa sajakah caranya?

Simak selengkapnya berikut ini.

1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil.

Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

2. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan

Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.

4. Terus memantau tumbuh kembang anak

Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

5. Selalu jaga kebersihan lingkungan

Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor.

Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia. Semoga informasi ini dapat membantu para ibu dalam mencegah stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak.

Publisher : FITRI F. NINGRUM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *