Pentingnya Tembok Laut Pesisir Tanggetada Kolaka

0leh : Aries Idi Wijayanto
Mahasiswa Program Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Mandala Waluya Kendari

Oyisultra.com, KOLAKA – Kabupaten Kolaka adalah sebuah kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibu kota kabupaten Kolaka berada di kecamatan Kolaka. Kabupaten Kolaka (induk) telah dua kali mengalami pemekaran, yakni Kabupaten Kolaka Utara, dan yang terbaru adalah Kabupaten Kolaka Timur yang telah disahkan pada akhir tahun 2012.

Pasca pemekaran, kabupaten Kolaka mencakup daratan dan kepulauan yang memiliki wilayah seluas 3.283,59 Km2, dan wilayah perairan (laut) diperkirakan seluas ± 15.000 Km². Jumlah penduduk kabupaten ini pada tahun 2021 berjumlah 238.352 jiwa, dengan kepadatan 73 jiwa/km2. Dari luas wilayah tersebut Kabupaten Kolaka dibagi dalam 12 (dua belas) Kecamatan. Bupati Kolaka saat ini adalah H. Ahmad Safei yang mana sebelumnya telah di dahului oleh DR. H. Buhari Matta, SE., M.Si. yaitu pada periode sebelumnya yaitu (periode 2009-2014).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kolaka tahun 2011 atas dasar harga konstan 2011 adalah Rp. 3,312,711.080.000,- dengan pertumbuhan PDRB dalam kurun waktu 2007–2011, yaitu tahun 2007 sebesar 9,23% dan tahun 2011 sebesar 13,07%. Berdasarkan harga berlaku tahun dasar 2007 PDRB Perkapita pada tahun 2008 adalah sebesar Rp. 17,008,316.14,- sedangkan tahun 2011 sebesar Rp. 22,604,244.21,- sehingga dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami kenaikan.

Keadaan permukaan wilayah Kabupaten Kolaka umumnya terdiri dari gunung dan bukit yang memanjang dari utara ke selatan, memiliki beberapa sungai yang memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber tenaga, kebutuhan industri, kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan irigasi serta pariwisata. Kabupaten Kolaka dipandang dari sudut oseanografi memiliki perairan (laut) yang sangat luas, yaitu diperkirakan mencapai ± 15.000 km2.

Wilayah daratan Kabupaten Kolaka mempunyai ketinggian umumnya di bawah 1.000 meter dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah khatulistiwa maka daerah ini beriklim tropis dengan suhu udara minimum sekitar 10 °C dan maksimum 31 °C atau rata-rata antara 24 °C – 28 °C.

Pengertian Tembok/Dinding Laut

Tembok laut (atau dinding laut) adalah salah satu bentuk perlindungan kawasan pesisir yang terdampak langsung dengan laut atau proses pantai lainnya. Tujuan dibangunnya tembok laut adalah untuk melindungi area permukiman penduduk, konservasi, dan rekreasi dari pasang, ombak, dan tsunami. Sifat statik tembok laut akan melindungi dampak dinamis dari garis pantai yang dilindunginya, seperti perpindahan sedimen dari pantai ke laut dan sebaliknya. Garis pantai merupakan lingkungan yang sangat dinamis. Wilayah ini terdampak langsung oleh erosi akibat aliran sungai, angin, dan laut, sehingga kombinasi proses denudasi akan berdampak pada struktur tembok laut. Karena hal ini, tembok laut harus dirawat secara rutin dan diganti apabila sudah mencapai umur pakainya supaya struktur ini tetap efektif.

Tembok laut dapat dibangun menggunakan berbagai macam material. Material yang umum ditemui antara lain beton bertulang, batu-batuan, baja, atau gabion. Material lain yang dapat digunakan antara lain: vinyl, kayu, aluminium, komposit serat kaca, dan kantong pasir yang terbuat dari jerami atau sabut kelapa. Di Britania Raya, dinding laut juga merujuk pada tanggul dari tanah untuk membuat polder atau kontruksi tanggul.

Jenis Tembok Laut

Tembok laut bekerja dengan cara memantulkan ombak yang datang dari laut sehingga mencegah terjadinya erosi. Tembok laut dapat memiliki dua kekurangan spesifik. Pertama, pantulan ombak dari tembok laut dapat menurunkan kedalaman pasir di depan pantai. Kedua, tembok laut dapat mempercepat erosi wilayah pesisir yang tidak terlindungi di dekatnya.

Rancangan dan jenis tembok laut tergantung pada karakteristik lokasi, termasuk proses erosi di sekitarnya. Terdapat tiga jenis utama tembok laut, yakni vertikal, melengkung, dan gundukan/tumpukan

Model Vertikal

Tembok laut dibangun secara langsung di tepi laut. Tembok laut jenis ini memantulkan energi dari gelombang yang datang. Kondisi badai dapat menyebabkan terbentuknya gelombang berdiri yang tidak pecah. Gelombang ini dapat menimbulkan gelombang klapotis diam yang bergerak naik turun, tetapi tidak bergerak secara horizontal. Gelombang seperti ini dapat merusak bagian dasar tembok laut. Pada beberapa kasus, sebuah tiang pancang diletakkan di depan tembok untuk sedikit mengurangi energi gelombang sebelum menyentuh tembok.
– Jenis yang pertama kali diimplementasikan
– Jenis tembok laut yang paling mudah dirancang dan dibangun.
– Memantulkan energi gelombang supaya menjauh dari area pesisir.
– Kerikil yang bebas bertebaran akan mendisipasi energi
– Dapat mengalami kerusakan dalam waktu singkat.
– Dapat rusak ketika berada di lingkungan yang memiliki gelombang berenergi tinggi.

Model Melengkung

Desain melengkung memungkinkan gelombang untuk pecah dan mendisipasi energi sebelum memantulkannya kembali ke laut. Desain yang melengkung juga dapat mencegah ambruknya gelombang dan menambah perlindungan pada bagian dasar tembok.
– Struktur cekung menambah elemen disipatif.
– Lengkungan dapat mencegah tembok ambruk akibat hantaman gelombang dan menambah perlindungan bagi dasar tembok.
– Bertujuan untuk mengalihkan energi sehingga terbentuk gelombang pantulan yang rendah dan tidak terlalu turbulen.
– Proses rekayasa yang lebih kompleks.
– Gelombang yang dipantulkan dapat menggesek material di permukaan tembok dan membuatnya semakin lemah.

Model Gundukan/Tumpukan

Tembok laut tipe ini menggunakan revetmen atau riprap yang digunakan pada lingkungan dengan energi erosi yang rendah. Struktur ini dapat memungkinkan air untuk melaluinya setelah energi gelombang terdisipasi.
– Desain yang umum saat ini menggunakan beton atau baru.
– Material berongga dapat menyebabkan disipasi energi maksimum.
– Opsi paling murah
– Usia pakai relatif pendek.
– Tidak dapat bertahan pada kondisi lingkungan berenergi tinggi secara efektif.

Bangunan laut memudahkan manusia dalam berbagai aktivitas rekayasa mulai dari garis pantai hingga laut lepas. Modifikasi dan berbagai jenis struktur ini didesain di garis pantai seperti dinding laut, jetty, breakwater, dan lainnya. Kita dapat melihat contoh bangunan laut ketika kita berkunjung ke beberapa pantai di Indonesia, seperti dinding laut di Pantai dengan bermacam tujuan, utamanya mencegah atau mengurangi cipratan/limpasan air laut dan banjir di tanah belakang garis pantai akibat badai dan gelombang. Maka dari itu, dinding laut dibuat sejajar dengan garis pantai agar melindungi pantai dari pengikisan tanah atau erosi.

Dinding Laut pada dasarnya terbuat dari beton, susunan batu besar, gabion, turap baja dan kayu, serta konstruksi padat lainnya yang masih memungkinkan seperti kayu, kaca fiber, hingga karung pasir berisikan rami dan sabut. Komposisi yang digunakan disesuaikan keadaan pantai agar tidak merusak organisme yang hidup di sekitarnya. Selain bahan penyusun, bentuk dan struktur Dinding Laut memiliki bentuk yang bervariasi tergantung pada gaya yang akan diterimanya, aspek lokasi, iklim, kondisi organisme dan biota, posisi pantai, dan morfologi bentuk lahan. Dengan pertimbangan sebanyak ini, biaya yang dibutuhkan semakin banyak, para engineer kadang lebih memilih untuk mengelola manajemen pantai, bahkan hingga reklamasi pantai (beach replenishment).

Mekanisme yang dilakukan Dinding Laut bukan meredam energi gelombang laut yang datang, melainkan memantulkan kembali sehingga mengakibatkan penggerusan di bagian bawah seawall. Meski bagian tumit tergerus, risiko erosi akibat gelombang yang datang dapat dikurangi, meskipun dalam hal ini seawall memiliki 2 kelemahan. Pertama, telah disebutkan, bahwa gelombang laut yang dipantulkan akan menyebabkan gerusan di bawah dinding dan erosi pasir di bagian depan Dinding Laut. Kedua, dengan terhalangnya pasir di depan dinding laut, erosi akan lebih cepat pada daerah yang tidak terlindungi.

Rekomendasi/Usulan

Dengan panjangnya garis bibir pantai/laut dari kecamatan kolaka sampai kecamatan Toari yang merupakan Kawasan pertambangan serta Kawasan pesisir yang sangat potensial untuk di olah dan di kembangkan sebagai tempat wisata untuk semua kalangan maka perlu di tata dan di jaga dengan sangat baik salah satunya adalah pembuatan Dinding/Tembok Laut di sepanjang pesisir utamanya di kecamatan Tanggetada hingga kecamatan Toari. Dari wilayah pesisir ini sangat potensial untuk di jadikan tempat tempat wisata utamanya adalah wisata pantai dan wisata laut yang sangat di gemari oleh berbagai kalangan masyarakat.

Jika dilakukan pembangunan Dinding/Tembok Laut dengan sangat baik dan menarik dengan berbagai model maka akan menjadi tambahan Kawasan wisata yang sangat menarik serta berfungsi sebagai pemecah ombak dan mencegah terjadinya abrasi sepanjang garis pantai/laut kecamatan Tanggetada-Kecamatan Toari.

Publisher : FITRI F. NINGRUM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *