Nikel Sultra Untuk Siapa?

Oyisultra.com, KENDARI – Dilansir dari KOMPAS TV. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki 25 persen cadangan nikel dunia. Ketersediaan sumber daya alam (SDA) ini memberikan peluang untuk mengembangkan baterai kendaraan listrik.

Karena, komponen utama baterai kendaraan listrik adalah nikel. Selain sebagai komponen baterai utama kendaraan listrik, peradaban modern sangat tergantung pada nikel. Nikel digunakan mulai peralatan dapur hingga pembuatan pesawat terbang. Cadangan nikel sebanyak 90% tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara.

Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan Provinsi nomor satu paling kaya nikel di Indonesia (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, 2024). Mengutip clamming, salah satu wilayah yang menghasilkan nikel dalam jumlah yang besar di Sultra adalah Kolaka.

Luas wilayah penghasil nikel di Kolaka mencapai 3.283,64 kilometer (km) persegi. Selain Kolaka, wilayah lain di Sultra yang terkenal sebagai penghasil nikel adalah Wundukalo, Latambaga, Watubangga, Baula, Tanggetada, dan Wolo dengan deposit sekitar 1,30 milyar ton. Jika ditotal, luas wilayah penghasil nikel di Sultra mencapai 198.624,66 km persegi.

Sumber : Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (2024)

Ironi Investasi

Pada era Kepemimpinan PJ. Gubernur Sulawesi Tenggara yth. Bapak Andap Budhi Revianto beberapa program prioritas untuk pembangunan dan pemerintahan di Sultra antara lain Percepatan Izin Investasi dan Mengoptimalkan Potensi Daerah pada 17 Kabupaten/Kota sebagai Sumber Pendapatan Negara.

Dahnil Anzar Simanjuntak (2018), Investasi sangat penting. Peningkatan investasi di daerah akan mendorong pendapatan asli daerah (PAD). Pertanyaan yang sederhana berkorelasikah peningkatan PAD dengan kesejateraan rakyat, pembangunan infrastruktur, serta pelayanan publik di Sulawesi Tenggara ? Para ekonom sepakat bahwa investasi merupakan variabel terpenting untuk meningkatkan kinerja perekonomian.

Investasi akan memberikan stimulasi terhadap peningkatan perkapita dan konsumsi rakyat, sehingga kinerja perekonomian membaik. Menariknya, kebijakan mendorong peningkatan investasi biasanya dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah tinggal menunggu. Menunggu bukan berarti diam, pemerintah daerah berkewajiban untuk meningkatkan daya tarik daerahnya sebagai tempat investasi yang menguntungkan bagi investor.

Provinsi dengan kekayaan nikel nomor satu di Indonesia. Sulawesi Tenggara sudah barang pasti menjadi sasaran utama bagi para investor apalagi dari Pemerintah Provinsi memberikan kemudahan bagi para investor hal ini dibuktikan dengan mempercepat izin investasi menjadi bagian dari program prioritas Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara di bawah kepemimpinan PJ. Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto.

Jadi mengundang investor merupakan kebijakan kontraproduktif, karena potensi investasi Sultra sebenarnya ilmiah, yang perlu dilakukan adalah bagaimana investasi mampu meningkatkan kesejateraan rakyat, pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik bagi rakyat Sulawesi Tenggara. Melalui rancang kebijakan yang ramah investor serta efisien, usaha pembenahan infrastruktur, birokrasi yang efisen dan transparan serta peningkatan kualitas keamanan lokal.

Penguatan institusi di Sulawesi Tenggara menjadi sangat penting untuk mengarahkan investor agar mampu mensejaterahkan rakyat Sultra, bukan justru memperhina rakyat. Penanam Modal Asing (PMA) tidak jarang disambut pemerintah pusat maupun pemerintah daerah bak menghamparkan karpet merah dengan berbagai kemudahan bahkan tidak jarang pula mengabaikan kepentingan kesejateraan dan keselamatan rakyat Sulawesi Tenggara.

Merusak Kualitas Infrastruktur Jalan

Dilansir melalui BBC News Indonesia bahwa Badan Energi Internasional memprediksi peningkatan produksi nikel dunia mencapai sedikitnya 65% pada 2030, didorong oleh kebutuhan material baterai kendaraan listrik.

Indonesia diperkirakan bakal memenuhi dua-pertiga kebutuhan dunia. Sejauh ini, Indonesia sudah menandatangani sejumlah kontrak bernilai miliaran dolar AS dengan perusahaan-perusahaan asing yang berniat berinvestasi pada tambang nikel serta tempat pengolahannya. Akan tetapi, pengamat menilai masalah lingkungan di kawasan tambang, baik nikel maupun lainnya, masih menjadi pekerjaan rumah di dalam negeri.

Sulawesi Tenggara sebagai Provinsi paling kaya nikel di Indonesia tentu saja sangat terdampak akibat aktivitas pertambangan nikel ini. Terdampak yang dimaksud di sini adalah dampak negatif dan membahayakan keselamatan rakyat.

Salah satu wilayah yang menghasilkan nikel dalam jumlah yang besar di Sultra adalah Kolaka. Dampak yang paling nyata dengan kasat mata di lingkungan tambang nikel untuk wilayah Kolaka Kecamatan Pomalaa adalah merusak kualitas infrastruktur jalan. Kerusakan Jalan pada jalan poros Kolaka-Pomalaa diakibatkan karena aktivitas pertambangan yang luar biasa dimana banyaknya kendaraan berat dalam hal ini kendaraan operasional tambang yaitu dump truck yang membawah beban di luar batas maksimal (over loading) juga kelas jalan yang tidak didesain untuk kendaraan dengan beban tersebut namun dibebani oleh kendaraan-kendaraan berat yang memang bukan peruntukannya.

Banyaknya kondisi jalan rusak akibat padatnya aktivitas pertambangan ini sangat berdampak pada keselamatan dan kesehatan rakyat Sulawesi Tenggara. Pada muaranya pertanyaan yang akan lahir siapakah yang bertanggung jawab atas ini, pemerintah kah atau perusahan penambang nikel ? Seberapa besarkah kesadaran dari pemerintah maupun perusahaan penambang ini untuk mengendalikan dampak lingkungan dalam hal ini kerusakan kualitas jalan ini ? Barangkali ahli-ahli berpikir ke sini justru yang dipikirkan seberapa besarkah profit yang senantiasa dihasilkan dalam hal mengeksploitasi kekayaan daerah yang kaya akan nikel ini . (gituu yahh? Gak kaya gituu kan ? hehehe).

Sultra menjadi salah satu Provinsi di Indonesia dengan Jalan Rusak Terpanjang

Sulawesi Tenggara menjadi provinsi paling kaya nikel di Indonesia ternyata juga bersanding dengan Sulawesi Tenggara juga salah satu provinsi di Indonesia dengan jalan rusak terpanjang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, total kerusakan jalan mencapai 3.023 kilometer.

Rinciannya, jalan rusak tupoksi nasional ada sepanjang 147 kilometer. Sementara tupoksi kabupaten dan kota sepanjang 2.876 kilometer jalan rusak.

Dilansir melalui detik.com Jalan Poros Kendari-Motaha, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang merupakan ruas jalan kewenangan provinsi rusak parah dan berlubang. Warga mengeluhkan jalanan dipenuhi genangan air saat hujan, lalu berdebu saat kemarau. Jalanan berlubang mulai ditemui saat memasuki Desa Boro-boro, Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan (Konsel).

Jalanan sepanjang 2,6 kilometer dipenuhi lubang. Kondisi serupa juga ditemui pada 6 wilayah di Kecamatan Landono, yakni Desa Arongo, Desa Lakomea, Desa Wonua Sangia, Kelurahan Landono, Desa Amotowo, dan Desa Endanga. Titik terparah kerusakan jalan berada di Desa Amotowo dengan lubang berdiameter besar ditemui di sejumlah titik. Mobil maupun motor yang melintasi jalan tersebut terlihat memperlambat laju kendaraannya. Pengendara tampak berhati-hati saat melewati jalan penuh lubang penuh genangan air.

Sulawesi Tenggara memiliki keunggulan sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti cadangan nikel yang besar, aspal, potensi pertanian, perikanan, dan wisata bahari. Karenanya Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki peran strategis dalam mendukung peran Sulawesi di tingkat nasional sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan serta pertambangan nikel khususnya simpul perkebunan kakao dan simpul perikanan.

Namun faktanya kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Sultra kita kali ini belum mampu bermanfaat terhadap kesejateraan dan keselamatan rakyat Sulawesi Tenggara dalam hal ini dalam aspek pembangunan Infrastruktur jalan. Sebagai daerah yang paling kaya nikel di Indonesia juga daerah penghasil aspal alam bukannya memberikan kesejateraan pada rakyat justru membahayakan dan mengancam keselamatan rakyatnya sendiri.

Seperti kita ketahui program prioritas PJ. Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto salah satunya adalah mempercepat izin investasi hal ini dikarenakan Sultra menjadi target para investor dikarenakan bumi anoa merupakan daerah yang paling kaya akan nikel di Indonesia. Investasi sangat penting. Peningkatan investasi di daerah akan meningkatan Pajak Asli Daerah (PAD). Pertanyaannya berkorelasikah peningkatan PAD dengan peningkatan infrastrukur di daerah? (dengan fakta dan data yang disajikan di atas bisa dinilai sendiri yahhh gaessss yahh , hehehehe).

Harapan Rakyat Sulawesi Tenggara

Menciptakan Sulawesi Tenggara yang maju dan merdeka tentu saja adalah tugas kolektif semua kalangan di Sulawesi Tenggara. Hal itu bisa terwujud melalui kemanunggalan antara rakyat dan pemerintah. Rakyat harus jujur dan berani menyampaikan sesuatu yang sifatnya baik untuk kepentingan bersama dan Pemerintah selaku pemegang kekuasaan harus siap menerima kritik dan masukan, siap dimaksud di sini mendengarkan dan menerima serta mewujudkannya demi kepentingan dan kesejateraan rakyat bukan kepentingan dan kesejataraan pribadi maupun kelompok !

Begini jika masyarakat senantiasa menganggap perilaku edan adalah hal yang biasa, sehingga tidak usah dirisaukan dan dicegah, Kita pasti bakalan ambruk. Andaikan tidak, bila kita adalah negara, jadilah negara-negaraan. Jika kita adalah masyarakat, jadilah masyarakat-masyarakatan. Satu lagi bila kita adalah hukum? yahh hukum-hukuman pastinya (hehehe). Ibarat kita sebuah rumah kayu, rayap sudah makan dari tiang sampai bumbungan. Semua kayu telah keropos. Jika hal itu dibiarkan, hanya satu hal yang kita akan temui di depan, slow but sure rumah itu akan ambruk. Sayangnya saya yang awam ini belum bisa berbuat apa-apa. Atau sebenarnya saya berbuat yang kecil saja?

Sebagai masukan kami mohon Raperda Minerba bisa mengatur secara tegas dan jelas kegiatan penambangan. Baik mengenai perizinan, pengelolaan, reklamasi maupun perbaikan infrastruktur yang rusak akibat proses penambangan. Besar harapan, hal ini bisa masuk dalam skala prioritas baik pemerintah provinsi maupun daerah sehingga mampu melahirkan perda.

Perda yang akan menjadi dasar hukum yang jelas dan tegas dalam seluruh proses kegiatan penambangan. Sehingga nantinya kegiatan penambangan benar-benar dapat menyejahterakan masyarakat dan kerusakan lingkungan bisa dikendalikan secara optimal.

Selain itu kebijakan investasi yang mengedepankan kepentingan ekonomi rakyat Sulawesi Tenggara, merupakan hal yang ditunggu-tunggu. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mendatang harus mampu memformulasikan kebijakan ekonomi yang kuat dan tidak rapuh. Kemampuan ekonomi yang digali melalui harmonisasi serta investasi dengan kearifan serta kepentingan kesejateraan masyarakat Sulawesi Tenggara merupakan sebuah keniscayaan.

Community Base Development atau pembangunan yang dilandasi oleh partisipasi masyarakat perlu digalak kembali. CBD dapat menjadi rancangan pembangunan ekonomi yang tepat untuk mengedepankan eksistensi nilai-nilai lokal Sulawesi Tenggara.

Pembangunan ekonomi model Mahatma Gandhi kiranya dapat menjadi acuan. Konsep ekonomi Ghandi yang dijabarkan oleh E.F. Schumacher melalui bukunya “Small Is Beautifull”. Gandhi bertolak dari pedesaan, memantapkan dan memperkaya cara hidup lokal dengan mengembangkan kerajinan tangan dan kegiatan produksi padat karya seperti pertanian, home industry, perikanan dan usaha-usaha lain yang berorientasi menggali kebudayaan dan potensi lokal atau singkatnya kearifan lokal (local wisdom).

Ekonomi dengan kearifan lokal mengadung dimensi kebersamaan, kejujuran dan kepercayaan yang melahirkan harmonisasi kehidupan sosial-ekonomi dan membangun kontruksi moral rakyat. Dengan begitu fundamen ekonomi rakyat menjadi sangat kuat dan tahan banting, karena ekonomi dengan kearifan lokal mulai dan berakhirnya dengan rakyat kecil bukan ekonomi yang pembangunannya serampangan.

Orientasi pembangunan ekonomi rakyat seperti itu harus tetap bersandar pada pengambilan keputusan ekonomi Negara yang didasari pada desentralisasi. Kebijakan seperti ini sama sekali tidak akan memperlambat pertumbuhan daerah dan industri. Justru, keberadaan investor-investor besar harus dimanfaatkan untuk mendorong tumbuhnya industri lokal dengan nilai-nilai kearifan lokal.

Konsepsi ekonomi Mahatma Ghandi memiliki semangat desentralisasi yang tinggi. Kemampuan harmonisasi antara konsep ini dengan investasi pastilah akan melahirkan perekonomian rakyat Sulawesi Tenggara yang kokoh, memiliki fundamental ekonomi yang kuat dengan nilai-nilai kelokalan yang khas.

The last but not least katakanlah kejujuran itu secara utuh walaupun pahit karena kejujuran yang setengah-setengah tetaplah kebohongan.

Oleh: Muhammad Bangkit Bimantara Untu, S.T. (Social Media Activist & Alumni S-1 Teknik Sipil UHO)

Publisher : FITRI F. NINGRUM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *