Oyisultra.com, MUNA – Dampak melonjaknya harga beras di pasar sentral Laino Kabupaten Muna membuat warga menyerbu hingga terpaksa mengantre panjang untuk mendapatkan beras di Kantor Bulog Raha.
Kepala Cabang Perum Bulog Raha, Ritno menjelaskan, bahwa program beras medium diperuntukan bagi konsumen masyarakat umum yang merupakan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menangani angka inflasi
beberapa minggu yang semakin naik.
“Bulog memiliki kewajiban menstabilkan harga dan kami juga tidak mengikuti harga pasar. Sebab penugasan kami mengikut harga sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah,” jelas Ritno, Kamis (2/3/2023).
Sementara itu, lanjutnya, masyarakat yang melakukan pengantrean di Bulog bukan merupakan kewajiban, namun pihaknya hanya mendekatkan pelayanan pada masyarakat untuk mendapatkan beras karena harga beras di pasar sangat tinggi.
“Setinggi-tingginya harga beras itu tiba di konsumen akhir 9.450 per kilo, namun harga beras di pasar saat ini bermain 13.000 sampai 16.000 per kilo,” jelasnya.
Ritno mengimbau masyarakat yang mengantre beras premium 1 hari hanya mendapatkan 1 karung 15 Kilo dengan tujuan masyarakat lain bisa mendapatkan yang sama.
“Beras yang kita siapkan bisa menyasar semua masyarakat, kalau tidak dibatasi bisa jadi akan dimanfaatkan bagi pemilik modal besar, kasian kita punya Ina-ina mereka tidak dapat, sehingga ada pembatasan gerak,” katanya.
Ia menambahkan, untuk mendapatkan beras Bulog bukan hanya di Kantor Bulog namun tersedia di Pasar Laino mitra Bulog (RPK), dan di kelurahan maupun desa.
“Harga yang dijual di Bulog beras medium ukuran 5 Kg harganya Rp 43.500 dan 15 Kg harganya Rp132.000,” sebutnya.
Dijelaskannya, masyarakat yang membeli beras harus menyetor KTP. Dan kembali Ia menegaskan, bahwa hanya sebagai instrumen membatasi ruang gerak spekulan. Sebab, kalau menggunakan nomor antrean tidak bisa diprediksi jumlah massa yang mendapatkan beras.
Kondisi beras saat ini belum stabil karena belum tiba waktu panen, kalau sudah panen di pertengahan Maret atau April harga beras akan stabil
“Masyarakat yang mengantre membeli beras di Bulog mulai bulan desember, namun puncaknya mulai 2 minggu terakhir dalam sehari bisa terjual 10 ton yang sebelumnya hanya 4 ton per hari,” paparnya.
Kesediaan stok beras saat ini sekitar kurang lebih 300 ton, sementara dalam perjalanan 750 ton, sehingga dengan stok beras yang dimiliki bisa menjangkau sampai pertengahan bulan April 2023 mendatang.
Sementara itu, ia mewanti-wanti yang bermitra dengan bulog atau agen agar tidak mengoplos beras bulog menjadi beras kepala.
“Kalau ada yang melakukan mengoplos beras bulog kita akan caput izinnya, kita akan jalan dengan Satgas pangan,” tutupnya.
Penulis : E. VERNANDA
Publisher : FITRI F. NINGRUM