Oyisultra.com, KONAWE SELATAN – Polsek Angata Polres Konawe Selatan (Konsel) memprediksi aksi blokade jalan total ruas Motaha – Andoolo yang dilakukan oleh massa aksi yang tergabung dalam Forum Masyarakat Bersatu Menggugat Infrastruktur tepatnya di Desa Puulipu masih akan berlangsung lama.
Kapolsek Angata, AKP La Rudin SH mengatakan, hal itu disebabkan belum adanya pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang datang menemui massa aksi.
“Personel pengamanan Polsek Angata masih terus melakukan monitoring dan patroli di lokasi titik aksi. Saya yang pimpin langsung didampingi Waka Polsek Iptu Ishak Masri dan Kanit Binmas Ipda Komang Budayana,” ujar AKP La Rudin, Sabtu (10/12/2022).
La Rudin menerangkan, bahwa kegiatan unjuk rasa tersebut dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Angata dari 6 (enam) desa, yakni Desa Puulipu, Angata, Matabondu, Mataiwoi, Puudambu dan Desa Boloso.
Aksi blokade tersebut disebabkan karena kerusakan jalan yang cukup parah sepanjang kurang lebih
6 kilo meter, serta banyaknya kecelakaan lalu lintas yang sering dialami oleh masyarakat sekitar, sementara tidak ada perhatian dari Pemprov Sultra untuk melakukan perbaikan ruas jalan tersebut (ruas Motaha – Andoolo) yang kondisinya mengalami kerusakan yang cukup parah, dan kejadiannya sudah cukup lama.
“Aksi unjuk rasa blokade ruas jalan poros Motaha – Andoolo ini baru pertama kali dilakukan oleh masyarakat Desa Puulipu dan desa sekitar, yang diinisiasi oleh mahasiswa, LSM, organisasi pemuda dan masyarakat,” katanya.
Situasi rangkaian aksi blokade jalan ruas Motaha – Andoolo tepatnya di Desa Puulipu Kecamatan Angata oleh Masyarakat Bersatu Menggugat Infrastruktur, Sabtu 10 Desember 2022 :
– Pukul 09.00 Wita terpantau Korlap dan massa aksi masih melakukan penutupan/blokade jalan secara total untuk kendaraan roda empat dan roda dua
– Pukul 10.00 – 11.30 Wita Korlap aksi melakukan orasi secara bergantian
– Pukul 14.00 Wita Korlap dan massa aksi istirahat di lokasi titik aksi dan tidak terlihat aktivitas
– Direncanakan Pukul 19.30 Wita para Korlap aksi akan melakukan rapat untuk membahas terkait akan dibukanya blokade untuk kendaraan roda dua
– Situasi di lokasi titik aksi sudah tidak ada aktivitas, dan hanya sekitar 10 orang massa aksi yang berada di lokasi titik aksi dan dalam keadaan aman dan kondusif
Adapun tuntutan massa aksi :
a. Mendesak Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tenggara Bidang Transportasi Darat untuk melakukan pengawasan penyelenggaraan angkutan barang, jalan dan menindak tegas pengendara dengan muatan kapasitas melebihi tonase 10 Ton
b. Mendesak Gubernur Sulawesi Tenggara atau yang membidangi Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga untuk segera melakukan perbaikan jalan poros Motaha – Andoolo yang kondisi semakin parah
c. Mendesak Gubernur dan DPRD Provinsi Sultra khususnya Komisi yang membidangi infrastruktur jalan, Dinas Bina Marga agar segera menemui massa aksi yang tergabung dalam Masyarakat Bersatu Menggugat Infrastruktur di titik aksi serta menyikapi dan membuat MoU antara masyarakat dan pihak Pemprov Sultra sesuai dengan tuntutan massa Aksi
d. Mendesak Gubernur Sulawesi Tenggara agar segera mencopot Kepala Dinas Perhubungan dan Kepala Bidang Transportasi Darat karena lalai dan melakukan pembiaran dalam melaksanakan fungsi dan tanggungjawabnya
Jenderal lapangan aksi, Suwardin Wiro dan Korlap aksi masing-masing Asgar Obhy, Indra Dapa, Irsan Taepo, Andi Akrim, Hengki, Irfan, Alkiraf, Kislan, Ali Jon, Efus Suharman, Surlan S.M, serta Yayan.
Penulis : MAN
Publisher : FITRI F. NINGRUM