PENA 98 Gandeng UHO Gelar Refleksi 25 Tahun Reformasi

Oyisultra.com, KENDARI – Persatuan Nasional Aktivis (PENA) 98 Sulawesi Tenggara (Sultra) menggandeng Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari menggelar diskusi interaktif Refleksi 25 Tahun Reformasi, yang dihadiri ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Kendari serta tamu undangan lainnya, di Gedung Teater FIB UHO, Rabu (175/2023).

Dalam diskusi tersebut bertemakan “Kami Tidak Pernah Lupa Siapa Pelakunya” yang menghadirkan 3 narasumber yang juga aktivis atau pelaku sejarah 98 di Bumi Anoa yakni Dr Ahmad Marhadi (Dekan FIB UHO), Hidayatullah SH (Ketua JaDI Sultra) dan M. Nasir Idris M.Ikom (Ceo Media Telisik.id) yang dimoderatori Gugus Suryaman (SMSI Sultra)

Perwakilan PENA 98 Sultra, Hartono S. Sos dalam sambutannya mengatakan, kegiatan seperti ini serentak dilakukan PENA 98 di seluruh Indonesia.

Menurutnya, kegiatan sengaja dilakukan di kampus, karena gerakan reformasi 98 diawali di kampus-kampus. Ia juga menekankan kepada mahasiswa untuk tidak pasif dan berdiam diri.

“Yang kami harapkan dimomen 25 Tahun Reformasi kampus itu tetap menjadi sebagai motor penggerak dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat. Jangan pasif dan diam khususnya di Sultra, pada saat itu UHO merupakan motor penggerak dalam peristiwa 98 yang banyak melahirkan aktivis-aktivis yang sudah tersebar diberbagai sektor ada yang jadi Kepala Daerah, Anggota DPRD, Akademisi, Pengusaha dan masih banyak lagi,” katanya.

Tak lupa juga Hartono, mengucapkan terima kasih kepada Rektor UHO, Prof Dr Muhammad Zamrun Firihu yang telah merespon dan memberi ruang untuk pelaksanaan kegiatan Refleksi 25 Tahun Reformasi.

PENA 98 juga secara tegas menyampaikan terkait tuntutan Reformasi, salah satunya Adili Soeharto dan kroni-kroninya.

Jalannya diskusi begitu antusias, terlebih penyampaian materi yang dipaparkan para narasumber yang ditanggapi dengan berbagai pertanyaan dari Mahasiswa.

Dekan FIB UHO Dr Ahmad Marhadi, mengatakan, kegiatan ini menjadi pelajaran penting bagi mahasiswa dalam memperjuangkan para pejuang reformasi.

Sehingga, ia berharap mahasiswa mampu memberikan edukasi yang baik khususnya sisi akademisnya.

“Jadi kegiatan seperti ini kalau bisa dirutinkan, sehingga para mahasiswa dan pelaku reformasi itu saling berdekatan untuk berdiskusi bagaimana mengawal enam agenda reformasi itu, yang bisa dituangkan dalam bentuk tulisan buku yang dapat mengedukasi pemerintah dalam menjalankan pemerintahan sesuai agenda reformasi yang bisa diwujudkan,” ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini dunia perkembangan teknologi yang begitu pesat, sehingga peran mahasiswa dituntut lebih kreatif dan inovatif.

Menurutnya, mahasiswa harus menguasai digitalisasi saat ini sehingga apa yang di cita-citakan founding reformasi bisa semakin diwujudkan.

Sementara itu, Ketua JaDI Sultra, Hidayatullah menilai reformasi saat ini telah gagal karena enam agenda reformasi tidak berjalan dengan seusai harapan, khususnya penanganan korupsi, supremasi hukum dan HAM karena adanya penumpang gelap.

Sehingga, kata Dayat sapaan akrabnya, di momentum 25 Tahun Reformasi ini orientasi pemerintah harus kembali ke marwahnya, yakni negara yang berkedaulatan rakyat yang terkandung dalam UUD 1945.

“Yang kita inginkan bagaimana penegakan hukum benar-benar dilakukan, kemudian otonomi daerah harus seluas-luasnya, kemudian soal penanganan korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang benar-benar kembali pada Undang-Undang, sehingga memberikan efek jera yang jelas terhadap para pelakunya,” tambahnya.

Kegiatan yang dimulai sejak pukul 09.00 hingga 12.00 Wita ini juga turut dihadiri beberapa pejuang reformasi Sultra diantaranya Merlin, Rahmat, kemudian hadir pula Ketua KNPI Koltim Nukman Lusa, Ketia LBH HAMI Koltim Taufik, Ketua DPP Pospera Bidang Pemuda dan Olahraga Muh. As’ad Salihi dan masih banyak lagi.

Penulis : ADRYAN
Publisher : FITRI F. NINGRUM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *