Menengok Pengrajin Kain Tenun Tradisional di Wisata Pantai Meleura Muna

Oyisultra.com, MUNA – Indonesia memiliki beragam jenis kain tenun yang terkenal di dunia, setiap daerah jenis tenun memiliki ciri khas dan teknik pembuatan yang berbeda-beda, tergantung pada budaya dan kebiasaan masyarakat di daerah pembuatnya.

Tenun sendiri merupakan hasil kerajinan yang berupa bahan (kain) yang dibuat dari benang (kapas, sutra, dan sebagainya) dengan cara memasuk-masukkan pakan secara melintang pada lungsin. Kain tenun disetiap daerah masih menggunakan peralatan yang sederhana, maka dari itu kain tenun yang dihasilkanpun mempunyai nilai jual yang tinggi.

Di Kabupaten Muna tidak hanya di Desa Masalili yang menjadi tempat untuk membuat kain tenun. Namun, terdapat pengrajin yang juga mampu menghasilkan tenunan dengan berbagai macam motif, warna dan kualitas kain yang lembut dan halus.

Tepatnya di lokasi Wisata Pantai Meleura, Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, juga terdapat pengrajin kain tenun yang memiliki kualitas Tenunan yang tidak jauh berbeda dengan Tenun Masalili.

Beberapa motif kain hasil tenunan tradisional di Wisata Pantai Meleura

Salah seorang pengrajin kain tenun di wisata pantai Meleura, Wa Tari mangatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kain tenun yang dirinya hasilkan maupun yang kain tenun yang ada di Desa Masalili, baik itu dari segi motif maupun kualitas kain yang dihasilkan.

“Mungkin sedikit terdapat perbedaan kalau tenun Masalili ada tipisnya, kalau kain tenun yang saya buat tebal semua, tetapi untuk motifnya sama saja dengan Masalili,” katanya.

Ia menambahkan, kain tenun yang dirinya hasilkan menggunakan bahan baku benang yang di beli di toko, sedangkan untuk proses pembuatan awalnya benang tersebut di Soro (Menghanit) dengan alat sederhana sampai terbentuk kain setengah jadi, yang dilakukan dengan estimasi waktu 1 hari.

“Untuk satu kain tenun, bisa menghabiskan 60 gulung benang emas dan extra,”ujarnya.

Kain tenunan tradisional di Wisata Pantai Meleura, Muna

Setelah benang tersebut di Soro (Menghanit) kemudian kain berbentuk setengah jadi itu, di Moru (Menenun) untuk mendapatkan hasil kain tenun yang sempurna. Untuk setiap kain tenun mampu menghabiskan waktu 1-2 Minggu tergantung banyaknya motif yang ada pada setiap kain tenun.

“Semakin banyak motif yang terdapat pada kain tenun, maka waktu yang dibutuhkan untuk menenun juga semakin lama,” tuturnya.

Ia juga menambahkan, bahwa setiap kain tenun yang dirinya hasilkan memiliki panjang 4 meter dengan lebar 70 cm. Motif kain tenun yang dirinya hasilkan juga bermacam-macam mulai dari motif kupu-kupu, motif gunung-gunung, motif bia-bia, motif kalajengking dan masih banyak lagi.

“Saya biasa mendapatkan pesanan dari pengunjung wisata Pantai Meleura, harganya pun bervariasi, 1 kain di jual dengan harga Rp 400 ribu sampai 2 juta rupiah tergantung banyaknya motif yang terdapat pada kain tenun,” terangnya. (Adv/OS)

Penulis : ASEP
Publisher : FITRI F. NINGRUM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *