Oyisultra.com, MUNA – Ewa Wuna, yang dalam bahasa Muna berarti melawan, adalah silat tradisional khas masyarakat suku Muna yang memadukan seni dan bela diri.
Pertunjukan ini umumnya berbentuk simulasi pertempuran atau duel yang dilakukan oleh dua orang pria (Pande) yang dilengkapi dengan senjata tradisional seperti tongkat kayu (Kalewang) dan tameng dari kulit hewan atau kayu.
Meskipun terlihat sengit, pertarungan ini lebih menekankan pada seni bela diri dan ketangkasan daripada kekerasan. Ewa Wuna dilestarikan secara turun temurun dan semakin populer sebagai tradisi penyambutan tamu.
Seni bela diri ini juga ditampilkan dalam festival budaya dan dijadikan sebagai perlombaan daerah. Saat ini, Ewa Wuna juga dapat ditemui di sejumlah desa wisata di kawasan Pulau Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pertunjukan ini diiringi oleh musik tradisional Muna yang dimainkan dengan alat musik khas seperti gendang, gong, dan seruling (Rambi Wuna).
Seni bela diri tradisional khas Kabupaten Muna ini berhasil masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2021.
Ewa Wuna bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarat dengan makna filosofis tentang keberanian, persatuan, dan penghormatan terhadap tradisi leluhur.
Pertunjukan ini menggambarkan bagaimana masyarakat Muna siap melindungi tanah dan adat mereka, serta melambangkan semangat perjuangan dan persatuan.

Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Muna, Hadi Wahyudi menjelaskan bahwa Ewa Wuna sebagai salah satu seni bela diri yang mempunyai filosofi untuk mempertahankan diri dari serangan.
”Makanya Ewa Wuna itu cenderung bukan untuk menyerang. Gerakannya itu untuk mempertahankan diri dari serangan,” kata Hadi saat dihubungi via telepon selulernya, Kamis (13/11/2025).
Hadi Wahyudi juga menyampaikan bahwa hingga saat ini Ewa Wuna terus beregenerasi. Banyak desa, baik di Kabupaten Muna maupun Kabupaten Muna Barat (Mubar) yang masih terus melestarikan dan memperkenalkan tradisi tersebut pada generasi berikutnya.
Ewa Wuna, kata Hadi Wahyudi, telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia pada tahun 2020 bersama dengan 11 warisan budaya lainnya oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), khususnya melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Berikut Warisan Budaya Tak Benda yang berasal dari suku Muna yang telah dinobatkan oleh Kemendikbudristek:
1. Kaghati Kolope
2. Kaogo Ogo
3. Kantola
4. Karia
5. Tari Linda
6. Ewa Wuna
7. Kamohu Wuna
8. Kasambu
9. Pogiraha Adhara
10. Kabuto
11. Katoba
12. Modero
”Jadi totalnya itu Kabupaten Muna paling banyak untuk se Sultra,” sebut Hadi Wahyudi.
Hadi Wahyudi berharap agar Ewa Wuna dapat terus dilestarikan dan diwariskan pada generasi berikutnya, sebab ini menjadi kebanggaan, baik bagi masyarakat Muna maupun Sultra secara umum.
”Diharapkan seni bela diri ini akan terus dilestarikan, dikembangkan, dan diwariskan kepada generasi mendatang, serta menjadi kebanggaan masyarakat Muna dan Indonesia,” harapnya.









