Oyisultra.com, MUNA – Atraksi perkelahian kuda yang dikenal masyarakat Muna sebagai Pogiraha Adhara sangat menarik perhatian publik.
Pertunjukan ini merupakan kegiatan adat dan festival budaya di Kabupaten Muna. Pertunjukan ini menampilkan dua kuda jantan yang dihadapkan dan dibiarkan saling menyerang hingga salah satu mundur atau kalah, sebuah tradisi yang diwariskan sejak era kerajaan setempat.
Bagi masyarakat setempat, Pogiraha Adhara bukan sekadar tontonan atau hiburan rakyat. Ia merupakan simbol keberanian, kehormatan, dan status sosial pemilik kuda.
Dalam sejarahnya, tradisi ini telah ada sejak masa kerajaan-kerajaan di Muna dan biasanya digelar pada momen-momen penting seperti pesta panen, perayaan adat, hingga penyambutan tamu kehormatan.

Menurut tokoh masyarakat dan pelaku budaya Muna, Pogiraha Adhara bukan sekadar tontonan bagi sebagian warga Muna, tradisi itu memuat makna simbolik.
Pertunjukan biasanya digelar seusai panen, saat penyambutan tamu penting, atau dalam rangkaian festival daerah.
Penyelenggaraan perkelahian kuda mengikuti pola adat yang turun-temurun, pawang menyiapkan kedua kuda, kadang menggunakan kuda betina sebagai pemantik untuk membangkitkan agresivitas kuda jantan.
Meski demikian, dalam tradisi tersebut ada upaya pengaturan agar tontonan tetap terkendali dan tidak menimbulkan korban manusia secara langsung.
Kegiatan ini juga kerap dipresentasikan dalam hajatan resmi daerah dan festival budaya untuk menarik minat wisatawan.

Pemerintah kabupaten dan panitia festival sering memasukkan atraksi adu kuda dalam rangka mempromosikan warisan budaya lokal, meski ada pula suara yang meminta kajian terkait keselamatan dan kesejahteraan hewan.
Akademisi yang meneliti tradisi lokal menilai Pogiraha Adhara memiliki nilai historis dan fungsi sosial yang kuat dalam membentuk identitas komunitas Muna, namun merekomendasikan upaya pelestarian yang tetap mempertimbangkan aspek etika serta regulasi modern.
Sebuah tesis yang mengkaji implementasi pelestarian nilai-nilai tradisi itu menyarankan pendekatan pendidikan dan aturan acara agar generasi muda memahami konteks budaya tanpa mengabaikan keselamatan.









