Oyisultra.com, KENDARI – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Halu Oleo (UHO) menggelar Pelatihan Kader Dasar (PKD) di Sekretariat GP Ansor Sulawesi Tenggara (Sultra). Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat (16/5) hingga Minggu (18/5), sebagai bagian dari proses kaderisasi formal bagi warga pergerakan.
PKD kali ini diikuti tidak hanya oleh kader internal PMII UHO, tetapi juga peserta dari Komisariat Universitas Lakidende Kabupaten Konawe. Kehadiran lintas komisariat ini menambah semangat kolektif dalam membangun kapasitas kader PMII secara lebih luas
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua Majelis Pembina Komisariat (Mabinkom) PMII UHO, Sumarlin S.Pd M.Pd yang juga mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) UHO.
Dalam arahannya, Sumarlin menekankan pentingnya nilai humanisme dalam proses kaderisasi
“PKD bukan sekadar agenda rutin organisasi. Ini adalah upaya membentuk kader yang tangguh, berkarakter, dan mampu menjawab tantangan modernitas dengan nilai-nilai humanisme,” terangnya.
Ketua PMII Komisariat UHO, Adnan Wirapraja, menyampaikan bahwa PKD menjadi ruang penting dalam menanamkan nilai perjuangan PMII di tengah arus praktisisme yang mulai mengaburkan semangat berorganisasi
“PKD bukan hanya soal teori, tapi pembentukan karakter yang humanis dan berjiwa mujahid. Ini penting agar kader tidak kehilangan arah di era serba instan,” jelasnya
Sementara itu, Ketua Cabang PMII Kota Kendari, Ikbal Laribae, dalam sambutanya mengingatkan pentingnya penguatan kapasitas kader, baik dari sisi intelektual maupun komitmen terhadap konstitusi organisasi
“Ber-PMII artinya memperkuat keilmuan dan memegang teguh AD, ART, PO, serta hasil pleno. Ini fondasi penting dalam berorganisasi,” tegasnya
Ketua PKC PMII Sultra, Awaluddin Sisila, menambahkan bahwa kaderisasi harus berdampak di luar ruang pelatihan. Menurutnya, tantangan terbesar kader PMII justru berada di tengah masyarakat
“Tugas kita bukan selesai di forum PKD. Nilai dan semangat kaderisasi harus terus hidup dalam kehidupan sosial, Kususnya untuk masyarakt Sulawesi Tenggara” imbuhnya.
Kegiatan ditutup pada Minggu siang dengan refleksi bersama peserta dan penguatan nilai-nilai dasar PMII, sebagai penegasan bahwa kaderisasi bukan hanya proses internal, tetapi juga jalan pengabdian untuk umat dan bangsa.