Oyisultra.com, BUTON TENGAH – Kamomose (pencarian jodoh) merupakan tradisi turun temurun mencari jodoh yang masih dilestarikan hingga saat ini di kelurahan Boneoge, kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kamomose adalah sejenis pertunjukan tradisional yang sekaligus berfungsi menjadi ajang perkenalan kamose atau peserta yang siap dipinang kepada masyarakat.
Pertunjukan tradisional Kamomose juga berfungsi sebagai media untuk menjalin hubungan silaturahmi antara masyarakat tanpa memandang kasta sosial
Tradisi Kamomose berasal dari kata “Komomo” yang berarti bunga yang hampir mekar, dan kata “Poose-ose” yang artinya berjejer secara teratur.

Sehingga Kamomose diartikan sebagai tradisi di mana bunga yang hampir mekar adalah idiom untuk para gadis yang menginjak usia remaja duduk berjajar, untuk kemudian dikenalkan kepada para pemuda
Latar belakang munculnya tradisi Kamomose menurut tradisi lisan didasarkan atas ucapan yang keluar (limbaanogau) dari mulut seseorang atas tercapainya suatu pekerjaan yang dilakukan dan sebagai bentuk kesyukuran kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Waktu pelaksanaan tradisi Kamomose pada mulanya didasarkan atas perhitungan malam bulan yakni empat belas malam dan lima belas malam bulan dengan maksud agar pelaksanaan tradisi Kamomose berjalan dengan baik dan aman serta memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan tradisi tersebut.
Namun saat ini, Kamomose diadakan pada malam hari setelah perayaan Idul Fitri yang ditujukan sebagai media silaturhami masyarakat dan perantau yang pulang kampung.
Ada yang unik dalam ajang pencarian jodoh ini. Jika biasanya pencarian jodoh diawali dengan sebuah perkenalan, kemudian dari perkenalan itu dilanjutkan ke jenjang yang serius, di Kamomose justru akan ada ratusan gadis muda yang bisa dipilih sebagai calon istri.

Para gadis ini akan berderet hingga seratus meter menggunakan pakaian adat. Mereka akan membawa sebuah loyang atau baskom besar yang berisi lilin yang diletakkan di hadapan mereka.
Jika pemuda tertarik dengan seorang gadis, ia akan melemparkan kacang tepat mengenai lilin yang telah tertancap di dalam loyang tersebut.
Jika seorang pemuda berhasil melempar kacang dan memadamkan lilin, itu dianggap sebagai tanda ketertarikan dan jodoh.
Kamomose berfungsi sebagai media untuk menjalin hubungan silaturahmi antarwarga tanpa memandang kasta sosial.









