Kreativitas Pelajar di Raha, Sulap Sampah Plastik Jadi Paving Block

Oyisultra.com, MUNA – Sampah plastik menjadi masalah global yang hingga saat ini masih belum ada solusinya. Sementara banyak inovasi besar yang dikembangkan untuk mengatasi masalah ini, di skala kecil.

Di Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pelajar di SMP Negeri 4 Raha menemukan cara jitu untuk mengatasi sampah plastik yang mencemari lingkungan yakni dengan mengubah sampah plastik menjadi Paving Block.

Sampah yang bertebaran di lingkungan SMP Negeri 4 Raha bukan lagi menjadi barang yang tidak berguna. Limbah tersebut justru berharga karena dapat diolah menjadi sebuah paving block yang kemudian bisa bermanfaat. Salah satunya digunakan dalam pembuatan taman.

Pilihan untuk memproduksi paving block dari sampah ini diambil berdasarkan alasan yang kuat. Plastik-plastik bungkus makanan ringan, mie instan, atau bubuk pembuat minuman terkadang dianggap memiliki nilai ekonomis yang kecil dan bahkan tidak ada nilainya.

Sampah plastik yang berserakan di selokan atau sungai dapat mengakibatkan banjir. Tidak hanya itu, kandungan zat kimia dalam plastik dapat mencemari tanah dan air. Bahkan sejumlah studi menyimpulkan bahwa sampah plastik butuh 50 sampai 100 tahun agar dapat terurai.

Paving Block hasil daur ulang dari sampah plastik

Kepala SMP Negeri 4 Raha, La Ode Thamrin Tonda mengatakan, kegiatan menjadikan sampah plastik menjadi paving block ini sebagai bentuk kecintaan siswa-siswi terhadap lingkungan.

“Berhubung limbah sampah plastik ini tidak dapat diurai oleh tanah, maka kami berinisiatif untuk membuat Paving Block dengan berbahan dasar sampah plastik,” ungkapnya.

Lanjut Thamrin, proses pembuatan olahan sampah plastik menjadi paving blok sangatlah sederhana, Setelah proses pemilahan sampah, selanjutnya sampah plastik tersebut dilebur dengan cara dibakar lalu dimasak.

“Alat yang digunakan juga cukup sederhana antara lain alat pembakaran sampah dan alat masak dapur,” katanya.

Ia menjelaskan, setelah sampah plastik yang dibakar cair secara merata mereka mencetaknya pada sebuah cetakan yang telah dibuat. Lalu “adonan” tersebut didinginkan dengan air dan didiamkan hingga mengeras dalam waktu beberapa jam.

Paving block hasil karya dari pelajar SMPN 4 Raha

“Setelah adonan sampah mencair, tambahkan sedikit oli dan pasir. Lalu, diaduk secara homogen. Setelah adukan sampah merata, pindahkan ke dalam cetakan,” jelasnya.

Ia juga menerangkan, bahwa langkah terakhir yang dilakukan yakni cetakan yang sudah diisi dengan cairan sampah plastik tadi kemudian direndam di dalam air. Setelah ditunggu beberapa saat, paving block dapat dikeluarkan dari cetakan dan siap digunakan.

“Paving block ini lebih bagus, warnanya hitam, licin, mengkilap, bagus sekali. Kemudian tidak berlumut pastinya dan sangat kuat sekali. Dan ini bisa kita pakaikan untuk taman, untuk jalan setapak, dan lain sebagainya,” terangnya.

Program yang dijalankan para pelajar tersebut, sejalan dengan program kampanye daur ulang sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup Sultra, tidak hanya menyasar kalangan perusahaan industri. Masyarakat dan pelajar yang juga menyumbang penumpukan sampah di lingkungan ikut diedukasi agar tergerak mengulang penumpukan limbah terutama jenis plastik lewat program daur ulang sampah menjadi produk bernilai ekonomis. (Adv)

Penulis : ASEP
Publisher : FITRI F. NINGRUM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *